Assalamu
‘alaikum Wr. Wb.
Namaku Mariani.., orang-orang biasa memangilku Aryani, ini adalah kisah perjalanan
hidupku yang hingga hari ini masih belum lekang dalam benakku, sebuah kisah
yang nyaris membuatku menyesal seumur hidup bila aku sendiri saat itu tidak
berani mengambil sikap.
Yah, sebuah perjalanan kisah yang sungguh aku sendiri takjub dibuatnya, sebab aku sendiri menyangka bahwa didunia ini mungkin tak ada lagi orang seperti dia…
Yah, sebuah perjalanan kisah yang sungguh aku sendiri takjub dibuatnya, sebab aku sendiri menyangka bahwa didunia ini mungkin tak ada lagi orang seperti dia…
Tahun 2007
Silam, aku dipaksa orang tuaku menikah dengan seorang pria, Kak Arfan Namanya,
Kak Arfan adalah seorang lelaki yang tinggal sekampung denganku, tapi dia
seleting dengan kakakku saat sekolah dulu, usia kami terpaut 4 Tahun, yang aku
tahu, bahwa sejak kecilnya Kak Arfan adalah anak yang taat kepada orang tuanya,
dan juga Rajin ibadahnya, dan tabiatnya seperti itu terbawa-bawa sampai ia
dewasa, aku merasa risih sendiri dengan Kak Arfan apabila berpapasan dijalan,
sebab sopan santunya sepertinya terlalu berlebihan pada orang-orang, geli aku menyaksikannya,
yah, kampungan banget gelagatnya…
setiap ada
acara-acara ramai dikampungpun Kak Arfan tak pernah kelihatan bergabung sama
teman-teman seusianya, yaah, pasti kalau dicek kerumahnyapun gak ada, orang
tuanya pasti menjawab “Kak Arfan dimesjid nak, menghadiri taklim”, dan memang
mudah sekali mencari Kak Arfan, sejak lulus dari Pesantren Al-Khairat Kota
Gorontalo, Kak Arfan sering menghabiskan waktunya membantu orang tuanya jualan,
kadang terlihat bersama bapaknya dikebun atau disawah..,
meskipun kadang
sebagian teman sebayanya menyayangkan potensi dan kelebihan-kelebihannya yang
tidak tersalurkan.
Pembaca.., secara fisik memang Kak Arfan hampir tidak sepadan dengan ukuran ekonomi keluarganya yang pas-pasan, sebab kadang gadis-gadis kampung suka menggodanya kalau Kak Arfan dalam keadaan rapi menghadiri acara-acara didesa, tapi bagiku sendiri itu adalah hal yang biasa-biasa saja, sebab aku sendiri merasa bahwa sosok Kak Arfan adalah sosok yang tidak istimewa,
apa itimewanya menghadiri taklim, kuper dan kampunga banget, kadang hatiku sendiri bertanya, koq bias yah, ada orang yang sekolah dikota namun begitu kembali tak ada sedikitpun ciri-ciri kekotaan melekat pada dirinya, HP gak ada, Selain bantu orang tua, pasti kerjanya ngaji, sholat, taklim dan kembali kekerja lagi, seolah riang lingkup hidupnya hanya monoton pada itu-itu saja, kebiosokop kek, ngumpul bareng teman2 kek stiap malam minggunya dipertigaan kampung yang ramainya luar biasa setiap malam minggu dan malam kamisnya,
apalagi setiap malam kamis dan malam minggunya ada acara curhat kisah yang TOP banget disebuah station Radio Swasta digotontalo, kalau tidak salah ingat nama acaranya Suara Hati dan nama penyiarnya juga Satrio Herlambang.
Pembaca.., secara fisik memang Kak Arfan hampir tidak sepadan dengan ukuran ekonomi keluarganya yang pas-pasan, sebab kadang gadis-gadis kampung suka menggodanya kalau Kak Arfan dalam keadaan rapi menghadiri acara-acara didesa, tapi bagiku sendiri itu adalah hal yang biasa-biasa saja, sebab aku sendiri merasa bahwa sosok Kak Arfan adalah sosok yang tidak istimewa,
apa itimewanya menghadiri taklim, kuper dan kampunga banget, kadang hatiku sendiri bertanya, koq bias yah, ada orang yang sekolah dikota namun begitu kembali tak ada sedikitpun ciri-ciri kekotaan melekat pada dirinya, HP gak ada, Selain bantu orang tua, pasti kerjanya ngaji, sholat, taklim dan kembali kekerja lagi, seolah riang lingkup hidupnya hanya monoton pada itu-itu saja, kebiosokop kek, ngumpul bareng teman2 kek stiap malam minggunya dipertigaan kampung yang ramainya luar biasa setiap malam minggu dan malam kamisnya,
apalagi setiap malam kamis dan malam minggunya ada acara curhat kisah yang TOP banget disebuah station Radio Swasta digotontalo, kalau tidak salah ingat nama acaranya Suara Hati dan nama penyiarnya juga Satrio Herlambang.
Waktu terus
bergulir dan seperti gadis-gadis modern pada umumnya yang tidak lepas dengan
kata Pacaran, akupun demikian, aku sendiri memiliki kekasih yang begitu sangat
aku cintai, namanya Boby, masa-masa indah kulewati bersama boby, indah
kurasakan dunia remajaku saat itu,
kedua orang tua boby sangat menyayangi aku dan sepertinya memiliki sinyal-sinyal restunya atas hubungan kami, hingga musibah itu tiba, aku dilamar oleh seorang pria yang sudah sangat aku kenal..yah..siapa lagi kalau bukan sikuper Kak Arfan..lewat pamanku orang tuanya Kak Arfan melamarku untuk anaknya yang kampungan itu, mendengar penuturan mama saat memberitahu padaku tentang lamaran itu, kurasakan dunia ini gelap, kepalaku pening…,
kedua orang tua boby sangat menyayangi aku dan sepertinya memiliki sinyal-sinyal restunya atas hubungan kami, hingga musibah itu tiba, aku dilamar oleh seorang pria yang sudah sangat aku kenal..yah..siapa lagi kalau bukan sikuper Kak Arfan..lewat pamanku orang tuanya Kak Arfan melamarku untuk anaknya yang kampungan itu, mendengar penuturan mama saat memberitahu padaku tentang lamaran itu, kurasakan dunia ini gelap, kepalaku pening…,
aku berteriak
sekencang-kencangnya menolak permintaan lamaran itu..dengan tegas dan
terbelit-belit aku sampaikan langsung pada kedua orang tuaku bahwa aku menolak
lamaran keluarganya Kak Arfan, dan dengan terang-terangan pula aku sampaikan
pula bahwa aku memiliki kekasih pujaan hatiku, Boby.
Mendengar semua itu ibuku shock dan jatuh tersungkur kelantai, akupun tak menduga kalau sikapku yang egois itu akan membuat mama shock, baru kutahu bahwa yang menyebabkan mama shok itu karena beliau sudah menerima secara resmi lamaran dari orang tuanya Kak Arfan, hatiku sedih saat itu, kurasakan dunia begitu kelabu, aku seperti menelan buah simalakama, seperti orang yang paranoid, tidak tahu harus ikut kata orang tua atau lari bersama kekasih hatiku boby. Hatiku sedih saat itu..
dengan berat hati dan penuh kesedihan aku menerima lamaran Kak Arfan untuk menjadi istrinya dan kujadikan malam terakhir perjumapaanku dengan boby dirumahku meluapkan kesedihanku, meskipun kami saling mencintai tapi mau tidak mau boby harus merelakan aku menikah dengan Kak Arfan karena dia sendiri mengakui bahwa dia belum siap membina rumah tangga saat itu.
Mendengar semua itu ibuku shock dan jatuh tersungkur kelantai, akupun tak menduga kalau sikapku yang egois itu akan membuat mama shock, baru kutahu bahwa yang menyebabkan mama shok itu karena beliau sudah menerima secara resmi lamaran dari orang tuanya Kak Arfan, hatiku sedih saat itu, kurasakan dunia begitu kelabu, aku seperti menelan buah simalakama, seperti orang yang paranoid, tidak tahu harus ikut kata orang tua atau lari bersama kekasih hatiku boby. Hatiku sedih saat itu..
dengan berat hati dan penuh kesedihan aku menerima lamaran Kak Arfan untuk menjadi istrinya dan kujadikan malam terakhir perjumapaanku dengan boby dirumahku meluapkan kesedihanku, meskipun kami saling mencintai tapi mau tidak mau boby harus merelakan aku menikah dengan Kak Arfan karena dia sendiri mengakui bahwa dia belum siap membina rumah tangga saat itu.
Tanggal 11
Agustus 2007 akhirnya pernikahankupun digelar, aku merasa bahwa pernikahan itu
begitu menyesakkan dadaku, air mataku tumpah dimalam resepsi pernikahan itu,
ditengah senyuman orang-orang yang hadir pada acara itu, mungkin akulah yang paling
tersiksa, karena harus melepaskan masa remajaku dan menikah dengan lelaki yang
tidak pernah kucintai.
Dan yang paling membuatku tak bias menahan air mataku, mantan kekasihku boby hadir juga pada resepsi pernikahan tersebut, Ya Allah..mengapa semua ini harus terjadi padaku ya Allah…mengapa aku yang harus jadi korban dari semua ini..?
Dan yang paling membuatku tak bias menahan air mataku, mantan kekasihku boby hadir juga pada resepsi pernikahan tersebut, Ya Allah..mengapa semua ini harus terjadi padaku ya Allah…mengapa aku yang harus jadi korban dari semua ini..?
Waktu terus
berputar dan malampun semakin merayap, hingga usailah acara resepsi pernikahan
kami, satu persatu para undangan pamit pulang hingga sepilah rumah kami, saat masuk
kedalam kamar, aku tidak mendapati suamiku Kak Arfan didalamnya, dan sebagai
seorang istri yang hanya terpaksa menikah dengannya maka akupun membiarkannya
dan langsung membaringkan tubuhku setalah sebelumnya menghapus make-up
pengantinku dan melepaskan gaun pengantinku,
aku bahkan tak perduli kemana suamiku saat itu, karena rasa capek dan diserang kantuk akupun akhirnya tertidur, tiba-tiba disepertiga malam aku tersentak tak kala melihat ada sosok hitam yang berdiri disamping ranjang tidurku, dadaku berdegup kencang, aku hamper saja berteriak histeris andai saja saat itu atk kudengar serua Takbir terucap dari lirih dari sosok yang berdiri itu
aku bahkan tak perduli kemana suamiku saat itu, karena rasa capek dan diserang kantuk akupun akhirnya tertidur, tiba-tiba disepertiga malam aku tersentak tak kala melihat ada sosok hitam yang berdiri disamping ranjang tidurku, dadaku berdegup kencang, aku hamper saja berteriak histeris andai saja saat itu atk kudengar serua Takbir terucap dari lirih dari sosok yang berdiri itu
perlahan
kuperhatikan dengan seksama, ternyata sosok yang berdiri disampingku itu adalah
Kak Arfan suamiku yang sedang sholat tahajud, perlahan aku baringkan tubuhku
sambil membalikkan diriku membelakanginya yang saat itu sedang sholat tahajud,
Ya Allah aku lupa bahwa sekarang aku telah menjadi istrinya Kak Arfan, tapi
meskipun demikian aku masih tak bias menerima kehadirannya dalam hidupku, saat
itu karena masih dibawah perasan ngantuk, akupun kembali teridur,
hingga pukul 04.00 dini hari kudapati suamiku sedang tidur beralaskan sajadah dibawah ranjang pengantin kami, dadaku kembali berdegung kencang kala mendapatinya, aku masih belum percaya kalau aku telah bersuami, tapi ada sebuah Tanya terbetik dalam benakku, mengapa dia tidak tidur diranjang bersamakku, kalaupun dia belum ingin menyentuhku, paling gak dia tidur seranjang dengankum itukan logikanya, ada apa ini..?, ujarku perlahan dalam hati. Aku sendiri merasa bahwa mungkin malam itu Kak Arfan kecapekan sama sepertiku sehingga dia tidak mendatangiku dan menunaikan kewajibannya sebagai seorang suami, tapi..apa peduliku dengan itu semua, toh akupun tidak menginginkannya, gumamku dalam hati.
hingga pukul 04.00 dini hari kudapati suamiku sedang tidur beralaskan sajadah dibawah ranjang pengantin kami, dadaku kembali berdegung kencang kala mendapatinya, aku masih belum percaya kalau aku telah bersuami, tapi ada sebuah Tanya terbetik dalam benakku, mengapa dia tidak tidur diranjang bersamakku, kalaupun dia belum ingin menyentuhku, paling gak dia tidur seranjang dengankum itukan logikanya, ada apa ini..?, ujarku perlahan dalam hati. Aku sendiri merasa bahwa mungkin malam itu Kak Arfan kecapekan sama sepertiku sehingga dia tidak mendatangiku dan menunaikan kewajibannya sebagai seorang suami, tapi..apa peduliku dengan itu semua, toh akupun tidak menginginkannya, gumamku dalam hati.
Hari-hari terus
berlalu, dan kamipun mejalani aktifitas kami masing-masing, Kak Arfan bekerja
mencari rezeki dengan pekerjaannya, dan aku dirumah berusaha semaksimal mungkin
untuk memahami bahwa aku telah bersuami, dan memiliki kewajiban melayani
suamiku, yah minimal menyediakan makanannya, meskipun kenangan-kenangan bersama
boby belum hilang dari benakku, aku bahkan masih merinduinya.
Semula kufikir bahwa prilaku Kak Arfan yang tidak pernah menyentuhku dan menunaikan kewajibannya sebagai suami itu hanya terjadi malam pernikahan kami, tapi ternyata yang terjadi hamper setiap malam sejak malam pengantin itu Kak Arfan selalu tidur beralaskan permadani dibawah ranjang atau tidur diatas sofa didalam kamar kami, dia tidak pernah menyentuhku walau hanya menjabat tanganku, jujur segala kebutuhanku selalu dipenuhinya, secara lahir dia selalu mafkahiku, bahkan nafkah lahir yang dia berikan lebih dari apa yang aku butuhan, tapi soal biologis,
Semula kufikir bahwa prilaku Kak Arfan yang tidak pernah menyentuhku dan menunaikan kewajibannya sebagai suami itu hanya terjadi malam pernikahan kami, tapi ternyata yang terjadi hamper setiap malam sejak malam pengantin itu Kak Arfan selalu tidur beralaskan permadani dibawah ranjang atau tidur diatas sofa didalam kamar kami, dia tidak pernah menyentuhku walau hanya menjabat tanganku, jujur segala kebutuhanku selalu dipenuhinya, secara lahir dia selalu mafkahiku, bahkan nafkah lahir yang dia berikan lebih dari apa yang aku butuhan, tapi soal biologis,
Kak Arfan tak
pernah sama sekali mengungkit-ngukitnya atau menuntutnya dariku, bahkan yang
tidak pernah kufahami, pernah secara tidak sengaja kami bertabrakan didepan
pintu kamar dan Kak Arfan meminta maaf seolah merasa bersalah karena telah
menyetuhku.
Ada apa dengan Kak Arfan..?, apa dia lelaki Normal..?, kenapa dia begitu dingin padaku..?, apakah aku kurang dimatanya..?, atau..?, pendengar, jujur merasai semua itu membuat banyak Tanya berkecamuk dalam benakku, ada apa dengan suamiku..?, bukankah dia pria yang beragama dan tahu bahwa menafkahi istri itu secara lahir dan bathin adalah kewajibannya…?, ada apa dengannya, padahal setiap hari dia mengisi acara2 keagamaan dimesjid, begitu santun pada orang-orang dan begitu patuh kepada kedua orangtuanya, bahkan terhadap akupun hampir semua kewajibannya telah dia tunaikan dengan hikmah, tidak pernah sekalipun dia mengasari aku, berkata-kata keras padaku, bahkan Kak Arfan terlalu lembut bagiku,
tapi satu yang belum dia tunaikan yaitu nafkah bathinku, aku sendiri saat mendapat perlakuan darinya setiap hari yang begitu lembutnya mulai menumbuhkan rasa cintaku padanya dan membuatku perlahan-lahan melupakn masa laluku bersama boby, aku bahkan mulai merindukannya tak kala dia sedang tidak dirumah, aku bahkan selalu berusaha menyenangkan hatinya dengan melakukan apa-apa yang dia anjurkannya lewat ceramah-ceramahnya pada wanita-wanita muslimah, yakni mulai memakai busana muslimah yang syar’i. memang 2 hari setelah pernikahan kami, Kak Arfan memberiku hadiah yang diisi dalam karton besar..,
Ada apa dengan Kak Arfan..?, apa dia lelaki Normal..?, kenapa dia begitu dingin padaku..?, apakah aku kurang dimatanya..?, atau..?, pendengar, jujur merasai semua itu membuat banyak Tanya berkecamuk dalam benakku, ada apa dengan suamiku..?, bukankah dia pria yang beragama dan tahu bahwa menafkahi istri itu secara lahir dan bathin adalah kewajibannya…?, ada apa dengannya, padahal setiap hari dia mengisi acara2 keagamaan dimesjid, begitu santun pada orang-orang dan begitu patuh kepada kedua orangtuanya, bahkan terhadap akupun hampir semua kewajibannya telah dia tunaikan dengan hikmah, tidak pernah sekalipun dia mengasari aku, berkata-kata keras padaku, bahkan Kak Arfan terlalu lembut bagiku,
tapi satu yang belum dia tunaikan yaitu nafkah bathinku, aku sendiri saat mendapat perlakuan darinya setiap hari yang begitu lembutnya mulai menumbuhkan rasa cintaku padanya dan membuatku perlahan-lahan melupakn masa laluku bersama boby, aku bahkan mulai merindukannya tak kala dia sedang tidak dirumah, aku bahkan selalu berusaha menyenangkan hatinya dengan melakukan apa-apa yang dia anjurkannya lewat ceramah-ceramahnya pada wanita-wanita muslimah, yakni mulai memakai busana muslimah yang syar’i. memang 2 hari setelah pernikahan kami, Kak Arfan memberiku hadiah yang diisi dalam karton besar..,
semula aku
mengira bahwa hadiah itu adalah alat-alat rumah tangga, tapi setelah kubuka,
ternyata isinya 5 potong jubah panjang berwarna gelap, 5 buah Jilbab panjang
sampai selutut juga berwana gelap, 5 buah kaos kaki tebal panjang berwarnah
hitam dan 5 pasang manset berwarna gelap pula, jujur saat membukanya aku
sedikit tersinggung, sebab yang ada dalam bayanganku bahwa inilah konsekwensi
menikah dengan seorang ustadz,
aku mengira bahwa dia akan memaksa aku untuk menggunakannya, ternyata dugaanku salah sama sekali, sebab hadiah itu tidak pernah disentuhnya atau ditanyainya, dan kini aku mulai menggunakannya tanpa paksaan siapapun, kukenakan busana itu agar dia tahu bahwa aku mulai menganggapnya istimewa, bahkan kebiasaannya sebelum tidur dalam mengajipun sudah mulai aku ikuti, kadang ceramah-ceramahnya dimesjid sering aku ikuti dan aku praktekan dirumah,
tapi satu yang belum bisa aku mengerti darinya, entah mengapa hingga 6 bulan pernikahan kami dia tidak pernah menyentuhku, setiap masuk kamar pasti sebelum tidur dia selalu mengawali dengan mengaji lalu tidur diatas hamparan permadani dibawah ranjang hingga terjaga lagi disepertiga malam dan melaksanakan sholat tahajud, hingga suatu saat Kak Arfan jatuh sakit, tubuhnya demam dan panasnya sangat tinggi, aku sendiri bingung bagaimana cara menanganinya, seba kak arfan sendiri tidak pernah menyentuhku, aku khawatir dia akan menolakku bila aku menawarkan jasa membantunya, Ya Allah..apa yang harus aku lakukan saat ini, aku ingin sekali meringankan sakitnya, tapi apa yang harus saya lakukan ya Allah..
aku mengira bahwa dia akan memaksa aku untuk menggunakannya, ternyata dugaanku salah sama sekali, sebab hadiah itu tidak pernah disentuhnya atau ditanyainya, dan kini aku mulai menggunakannya tanpa paksaan siapapun, kukenakan busana itu agar dia tahu bahwa aku mulai menganggapnya istimewa, bahkan kebiasaannya sebelum tidur dalam mengajipun sudah mulai aku ikuti, kadang ceramah-ceramahnya dimesjid sering aku ikuti dan aku praktekan dirumah,
tapi satu yang belum bisa aku mengerti darinya, entah mengapa hingga 6 bulan pernikahan kami dia tidak pernah menyentuhku, setiap masuk kamar pasti sebelum tidur dia selalu mengawali dengan mengaji lalu tidur diatas hamparan permadani dibawah ranjang hingga terjaga lagi disepertiga malam dan melaksanakan sholat tahajud, hingga suatu saat Kak Arfan jatuh sakit, tubuhnya demam dan panasnya sangat tinggi, aku sendiri bingung bagaimana cara menanganinya, seba kak arfan sendiri tidak pernah menyentuhku, aku khawatir dia akan menolakku bila aku menawarkan jasa membantunya, Ya Allah..apa yang harus aku lakukan saat ini, aku ingin sekali meringankan sakitnya, tapi apa yang harus saya lakukan ya Allah..
Malam itu aku
tidur dalam kegelisahan, aku tak bias tidur mendengar hembusan nafasnya yang
seolah sesak, kudengar kak arfanpun sering mengigau kecil, mungkin karena suhu
panasnya yang tinggi sehingga ia selalu mengigau, sementara malam begitu dingin
diserta hujan yang sanagt deras dan angin yang bertiup kencang..
kasihan kak arfan, pasti dia sangat kedinginan saat ini, perlahan aku bangun dari pembaringan dan menatapnya yang sedang tertidur pulas, kupasangkan selimutnya yang sudah menjulur kekakinya, ingin sekali aku merebahkan diriku disampingnya atau sekedar mengompresnya, tapi aku tak tahu bagaimana harus memulainya, hingga akhirnya aku tak kuasa menahan keinginan hatiku untuk mendekatkan tanganku dedahinya untuk meraba suhu panas tubuhnya, tapi baru beberapa detik tanganku menyentuh kulit dahinya,
kasihan kak arfan, pasti dia sangat kedinginan saat ini, perlahan aku bangun dari pembaringan dan menatapnya yang sedang tertidur pulas, kupasangkan selimutnya yang sudah menjulur kekakinya, ingin sekali aku merebahkan diriku disampingnya atau sekedar mengompresnya, tapi aku tak tahu bagaimana harus memulainya, hingga akhirnya aku tak kuasa menahan keinginan hatiku untuk mendekatkan tanganku dedahinya untuk meraba suhu panas tubuhnya, tapi baru beberapa detik tanganku menyentuh kulit dahinya,
kak arfan
terbangun dan langsung duduk agak menjauh dariku sambil berujar..”afwan dek,
kau belum tidur..?, kenapa ada dibawah..?, nanti kau kedinginan ..?, ayo naik
lagi keranjangmu dan tidur lagi.., nanti besok kau capek dan jatuh sakit..?”
pinta kak arfan padaku,
hatiku miris
saat mendengar semua itu, dadaku sesak, mengapa kak arfan selalu dingin padaku
, apakah dia menganggap aku orang lain, apa dihatinya tak ada cinta sama sekali
untukku, tanpa kusadari air mataku menetes sambil menahan isak yang ingin
sekali kulapkan dengan teriakan, hingga akhirnya gemuruh dihatiku tak bias
kubendung juga..”
Afwan kak,
kenapa sikapmu selama ini padaku begitu dingin..?, kau bahkan tak pernah mau
neyentuhku walaupun hanya sekedar menjabat tanganku..?, bukankah akuini
istrimu…?, bukankah aku telah halal buatmu..?, lalu mengapa kau jadikan aku
sebagai patung perhiasan kamarmu..?, apa artinya diriku bagimu kak..?, apa
artinya aku bagimu kak..?, kalau kau tidak mencintaiku lantas mengapa kau
menikahi aku.?., mengapa kak..?, mengapa..?”ujarku disela isak tangis yang tak
bias kutahan.
Tak ada reaksi
apapun dari kak arfan menanggapi galaunya hatiku dalam tangis yang tersedu itu,
yang Nampak adalah dia memperbaiki posisi duduknya dan melirik jam yang
menempel didinding kamar kami.., hingga akhirnya dia mendekatiku dan perlahan
berujar padaku…
”Dek…jangan kau
pernah bertanya pada kk tentang perasaan ini padamu, karena sesungguhnya kakak
begitu sangat mencintaimu, tetapi tanyakanlah semua itu pada dirimu sendiri,
apa saat ini telah ada cinta dihatimu untuk kakak?, kakak tahu, dan kakak yakin
pasti suatu saat kau akan bertanya mengapa sikap kk selama ini begitu dingin
padamu.., sebelumnya kakak minta maaf bila semuanya baru kk kabarkan padamu
malam ini, kau mau tanyakan apa maksud kakak sebenarnya dengan semua ini..?.
ujar kak arfan dengan agak sedikit gugup, “Iya..tolong jelaskan pada saya kak, mengapa kak begitu tega melakukan ini pada saya..?, tolong jelaskan kak..?”ujarku menimpali tuturnya kak arfan “Hhhhhmmm…, Dek…kau tahu apa itu pelacur..?, dan apa pekerjaan seorang pelacur..?,
afwan dek dalam pemahaman kakak, seorang pelacur itu adalah seorang wanita penghibur yang kerjanya melayani para lelaki hidung belang untuk mendapatkan materi tanpa peduli apakah dihatinya ada cinta untuk lelaki itu atau tidak, bahkan seorang pelacur terkadang harus meneteskan air mata mana kala dia harus melayani nafsu lelaki yang tidak dicintainya bahkan dia sendiri tidak merasakan kesenangan dari apa yang sedang terjadi saat itu,
dan kakak tidak ingin hal itu terjadi padamu dek, kau istriku dek, betapa bejatnya kakak ketika kakak harus memaksamu melayani kakak dengan paksa saat malam pertama pernikahan kita sedangkan dihatimu tak ada cinta sama sekali buat kakak, alangkah berdosanya kakak bila pada saat melampiaskan birahi kk padamu malam itu sementara yang ada dalam benakmu bukanlah kakak, tetapi ada lelaki lain.
ujar kak arfan dengan agak sedikit gugup, “Iya..tolong jelaskan pada saya kak, mengapa kak begitu tega melakukan ini pada saya..?, tolong jelaskan kak..?”ujarku menimpali tuturnya kak arfan “Hhhhhmmm…, Dek…kau tahu apa itu pelacur..?, dan apa pekerjaan seorang pelacur..?,
afwan dek dalam pemahaman kakak, seorang pelacur itu adalah seorang wanita penghibur yang kerjanya melayani para lelaki hidung belang untuk mendapatkan materi tanpa peduli apakah dihatinya ada cinta untuk lelaki itu atau tidak, bahkan seorang pelacur terkadang harus meneteskan air mata mana kala dia harus melayani nafsu lelaki yang tidak dicintainya bahkan dia sendiri tidak merasakan kesenangan dari apa yang sedang terjadi saat itu,
dan kakak tidak ingin hal itu terjadi padamu dek, kau istriku dek, betapa bejatnya kakak ketika kakak harus memaksamu melayani kakak dengan paksa saat malam pertama pernikahan kita sedangkan dihatimu tak ada cinta sama sekali buat kakak, alangkah berdosanya kakak bila pada saat melampiaskan birahi kk padamu malam itu sementara yang ada dalam benakmu bukanlah kakak, tetapi ada lelaki lain.
Kau tahu dek,
sehari sebelum pernikahan kita digelar, kakak sempat datang kerumahmu untuk
memenuhi undangan bapakmu, tapi begitu kakak berada didepan pintu pagar
rumahmu, kaka melihat dengan mata kepala kakak sendiri kesedihanmu yang kau
lammpiaskan pada kekasihmu boby, kau ungkapkan pada boby bahwa kau tidak
mencintai kk, dan kau ungkapkan pada boby bahwa kau hanya akan mencintainya
selamanya, saat itu kk merasa bahwa kk telah mermpas kebahagiaanmu dan kk yakin
bahwa kau menerima pinangan kk itu karena terpaksa, kk juga mempelajari sikapmu
saat dipelaminan, bahwa begitu sedihnya hatimu saat bersanding dipelaminan
bersama kk,
lantas haruskah kakak egois dengan mengabaikan apa yang kau rasakan saat itu, sementara tanpa memperdulikan perasaanmu kk menunaikan kewajiban kk sebagai suamimu dimalam pertama semenatara kau sendiri akan mematung dengan deraian air mata karena terpaksa melayani kk?,
Kau istriku dek, skalilagi kau istriku, kau tahu..kk begtiu sangat mencintaimu dan kakak akan menunaikan semua itu manakala dihatimu telah ada cinta untuk kakak, agar kau tidak merasa diperkosa hak-hakmu, agar kau bias menikmati apa yg kita lakukan bersama..,
dan Alhamdulillah apabila hari ini kau telah mencintai kk, dan kk juga merasa bersyukur bila kau telah melupakan mantan kekasihmu itu, beberapa hari ini kk perhatikan kau juga telah menggunakan busana muslimah yg syari, pinta kk padamu dek, luruskan niatmu, kalau kemarin kau mengenakan busana itu untuk menyenangkan hati kk semata maka sekarang luruskan niatmu, niatkan semua itu untuk ALLAH TA’ALAA selanjutnya untuk kk..,
lantas haruskah kakak egois dengan mengabaikan apa yang kau rasakan saat itu, sementara tanpa memperdulikan perasaanmu kk menunaikan kewajiban kk sebagai suamimu dimalam pertama semenatara kau sendiri akan mematung dengan deraian air mata karena terpaksa melayani kk?,
Kau istriku dek, skalilagi kau istriku, kau tahu..kk begtiu sangat mencintaimu dan kakak akan menunaikan semua itu manakala dihatimu telah ada cinta untuk kakak, agar kau tidak merasa diperkosa hak-hakmu, agar kau bias menikmati apa yg kita lakukan bersama..,
dan Alhamdulillah apabila hari ini kau telah mencintai kk, dan kk juga merasa bersyukur bila kau telah melupakan mantan kekasihmu itu, beberapa hari ini kk perhatikan kau juga telah menggunakan busana muslimah yg syari, pinta kk padamu dek, luruskan niatmu, kalau kemarin kau mengenakan busana itu untuk menyenangkan hati kk semata maka sekarang luruskan niatmu, niatkan semua itu untuk ALLAH TA’ALAA selanjutnya untuk kk..,
Mendengar semua
itu aku memeluk suamiku, aku merasa bahwah dia adalah lelaki terbaik yg
pernahkujumpai selama hidupku, aku bahkan telah melupakan boby, aku merasa
bahwa malam itu aku adalah wanita yg paling bahagia didunia, sebab meskipun
dalam keadaan sakit, untuk pertama kalinya kak arfan mendatangiku sebagai
seorang suami, hari2 kami lalui dengan bahagia, kak arfan begitu sangat
kharismatik, terkadang dia seperti seorang kk buatku,
terkadang seperti orang tua, darinya aku banyak belajar banyak hal, perlahan aku mulai meluruskan niatku, dengan menggunakan busana yg syari semata2 karena Allah dan untuk menyenangkan hati suamiku, sebulan setelah malam itu, dalam rahimku telah tumbuh benih2 cinta kami berdua, Alhamdulillah, aku sangat bahagia bersuamikan dia, darinya aku belajar banyak ttg agama, aku menjadi mutarobbinya, hari demi hari kami lalui dengan kebahagiaan, ternyata dia mencintaiku lebih dari apa yang aku bayangkan dan dulu aku hamper saja melakukan tindakan bodoh dengan menolak pinangan dia.
terkadang seperti orang tua, darinya aku banyak belajar banyak hal, perlahan aku mulai meluruskan niatku, dengan menggunakan busana yg syari semata2 karena Allah dan untuk menyenangkan hati suamiku, sebulan setelah malam itu, dalam rahimku telah tumbuh benih2 cinta kami berdua, Alhamdulillah, aku sangat bahagia bersuamikan dia, darinya aku belajar banyak ttg agama, aku menjadi mutarobbinya, hari demi hari kami lalui dengan kebahagiaan, ternyata dia mencintaiku lebih dari apa yang aku bayangkan dan dulu aku hamper saja melakukan tindakan bodoh dengan menolak pinangan dia.
Aku fikir
kebahagiaan itu akan berlangsung lama diantara kami, setelah lahir Abdurrahman,
hasil cinta kami berdua, diakhir tahun 2008 kak arfan mengalami kecelakaan dan
usianya tidak panjang, sebab ka arfan meninggal dunia sehari setelah kecelakaan
tersebut, aku sangat kehilangannya, aku seperti kehilangan penopang hidupku,
aku kehilangan keksaihku, aku kehilangan murobbiku, aku kehilangan suamiku
Tidak pernah
terbayangkan olehku bahwa kebahagiaan bersamanya begitu singkat, yang tidak
pernah aku lupakan diakhir kehidupannya kak arfan, dia masih sempat
menasehatkan sesuatu padaku
“DEK.., PERTEMUAN DAN PERPISAHAN ITU ADALAH FITRAHNYA KEHIDUPAN, KALAU TERNYATA KITA BERPISAH BESOK ATAU LUSA, KAKA K MINTA PADAMU DEK.., JAGA ABDURRAHMAN DENGAN BAIK, JADIKAN DIA SEBAGAI MUJAHID YG SENANTIASA MEMBELA AGAMA, SENANTIASA MENJADI YG TERBAIK UNTUK UMMAT, DIDIK DIA DENGAN BAIK DEK, JANGAN SIA-SIAKAN DIA, SATU PERMINTAAN KK .., KALAU SUATU SAAT ADA SEORANG PRIA YG DATING MELAMARMU, MAKA PILIHLAH PRIA YG TIDAK HANYA MENCINTAIMU, TETAPI JUGA MAU MENERIMA KEHADIRAN ANAK KITA, DAN MAAFKAN KK DEK, BILA SELAMA BERSAMAMU, ADA YG KURANG YG TELAH KK PERBUAT UNTUKMU, SENANTIASALAH BERDOA.., KALAU KITA BERPISAH DIDUNIA INI..INSYA ALLAH KITA AKAN BERJUMPA KEMBALI DIAKHIRAT KELAK.., KALAU ALLAH MENTAKDIRKAN KK YANG PERGI LEBIH DAHULU MENINGGALKAN DIRIMU, INSYA ALLAH KAKAK AKAN SENANTIASA MENANTIMU..”
“DEK.., PERTEMUAN DAN PERPISAHAN ITU ADALAH FITRAHNYA KEHIDUPAN, KALAU TERNYATA KITA BERPISAH BESOK ATAU LUSA, KAKA K MINTA PADAMU DEK.., JAGA ABDURRAHMAN DENGAN BAIK, JADIKAN DIA SEBAGAI MUJAHID YG SENANTIASA MEMBELA AGAMA, SENANTIASA MENJADI YG TERBAIK UNTUK UMMAT, DIDIK DIA DENGAN BAIK DEK, JANGAN SIA-SIAKAN DIA, SATU PERMINTAAN KK .., KALAU SUATU SAAT ADA SEORANG PRIA YG DATING MELAMARMU, MAKA PILIHLAH PRIA YG TIDAK HANYA MENCINTAIMU, TETAPI JUGA MAU MENERIMA KEHADIRAN ANAK KITA, DAN MAAFKAN KK DEK, BILA SELAMA BERSAMAMU, ADA YG KURANG YG TELAH KK PERBUAT UNTUKMU, SENANTIASALAH BERDOA.., KALAU KITA BERPISAH DIDUNIA INI..INSYA ALLAH KITA AKAN BERJUMPA KEMBALI DIAKHIRAT KELAK.., KALAU ALLAH MENTAKDIRKAN KK YANG PERGI LEBIH DAHULU MENINGGALKAN DIRIMU, INSYA ALLAH KAKAK AKAN SENANTIASA MENANTIMU..”
Demikianlah
pesan terakhir kak arfan sebelum keesokan harinya kak arfan meninggalkan dunia
ini, hatiku sangat sedih saat itu…, aku merasa sangat kehilangan tetapi aku
berusaha mewujudkan harapan terakhirnya, mendidik dan menjaga Abdurrahman
dengan baik…
Selamat jalan
kak arfan..aku akan selalu mengenangmu dalam setiap doa-doaku,
amiin
amiin
Wasalam
ABOUTME
Hi all. Saya Chandra Ardilla Putra. Terimakasih, telah membaca artikel mengenai Air Mata Perpisahan. Semoga artikel tersebut bermanfaat untuk Anda. Mohon untuk memberikan 1+ pada Google+, 1 Like pada Facebook, dan 1 Follow pada Twitter. Jika ada pertanyaan atau kritik dan saran silahkan tulis pada kotak komentar yang sudah disediakan.
0 komentar:
Posting Komentar