Halo !

Selamat Datang

Dari Chandra Untuk Anda

Setetes Embun dibalik Senyuman di Kota Yogyakarta

Sabtu,26 februari 2011_00:15 WIB
Setetes embun dibalik senyuman di kota Yogyakarta

Hari yang panas dikota Yogyakarta menyambut kedatangan ku bersama rombongan yang diantara mereka ada seorang peri kecil yang menentukan damai atau tidaknya hati ku, mungkin tak banyak cerita baru yang bisa ku kisahkan bersamanya, seperti biasa..

hanya intrik yang menaungi indahnya cinta kami yang telah susah payah kami rajut dengan butiran airmata yang sebenarnya sangat berharga bila dibandingkan dengan intrik yang terjadi diantara kami saat ini, aku sangat menyayanginya, sungguh.


Hari itu hari rabu tanggal 23 februari 2011, aku menyinggahi kota yang untuk kedua kalinya aku datangi, 2 hari sebelumnya aku baru saja melepas rinduku dengan keluarga di kampung halaman, Alhamdulillah saat disana dapat kabar untuk ikut study banding dengan kampus poltekkes di Yogyakarta,

Senang rasanya bisa ke kota itu lagi, apalagi bersama seseorang yang aku sayang, pergi dengan misi menggali pengetahuan tentang organisasi serta fungsi jabatan yang diamanahkan kepadaku membuat fikiranku sedikit banyak bisa membuat lega rasa ragu tentang tugas apa saja yang ku emban sebagai seorang ketua, selain itu juga memang  tersimpan keinginan yang sangat pribadi yakni aku ingin menghabiskan waktuku disana dengan dia yang kusayang, selalu bersama, mengemballikan kemesraan yang sudah lama tak terdengar lagi, dan masih banyak yang ku khayalkan akan dirinya dan diri ini. 

Hari pertama, hari yang kuharapkan sebagai awal yang indah ternyata pupus, bagai petir di siang bolong, aku tidak bisa menerima kenyataan bahwa dia seperti menjauh, tidak menganggap aku sebagai kekasihnya lagi, perhatiannya sungguh tidak Nampak dari semua perbuatan yang dia lakukan, aku sangat penasaran dan bingung apa yang sebenarnya terjadi dengan dia, hatiku bertanya salah ku apa?apakah perhatianku kurang?apa dia sudah punya seorang pria idaman lain?apa dia sudah tidak mencintaiku lagi seperti dulu?apakah aku sudah tidak berarti lagi di matanya? Ataukah karena salahku yang ingin selalu bersamanya yang membuat dia begitu tidak bersikap ramah terhadap aku sebagai kekasihnya sendiri?

Tidak ada hal lain yang bisa kulakukan untuk mengetahui jawabannya selain aku harus terus mendekatinya, perhatian, dan menunjukkan kemesraan yang hampir tidak ada waktu untuk aku melakukannya selama ini. 

Aku berharap dia bisa kembali di pelukan yang sudah lama tidak merasakan hangatnya pelukan dari seseorang yang sangat aku sayang. 

Tapi jangankan untuk memeluk, menoleh kepadakupun dia enggan, seakan-akan aku adalah musuh terbesar dihidupnya, aku  tidak menyerah pada saat itu, aku terus mengikuti dimana dia pergi sembari berharap ada sapa hangat yang terdengar ditelingaku dari bibir manisnya, aku fikir dia akan menanyakan aku mau membeli apa atau sekedar menemaniku belanja, sedihnya tidak ada satupun harapanku yang terlaksana, yang ada hanya aku harus menelan pil pahit saat melihat semua kenyataan itu, aku seperti orang yang mengemis akan sebuah harapan, mungkin itu tdk terjadi pada sebagian besar pria yang sebenarnya bisa melakukan apapun untuk bisa menyenangkan diri sendiri, mungkin dengan mencari cinta yang lain atau menebar benih-benih cinta kepada kaum hawa, tapi sayangnya prinsipku bukanlah untuk mencari kesenangan seperti mereka, itu prinsip yang sudah lama aku tinggalkan, aku hanya butuh dia, dia seorang, dia yang slalu aku inginkan bersamanya setiap saat,  dia satu-satunya yang ku cinta saat ini.

Aku bukan seorang yang bisa begitu saja melepas semuanya dengan perasaan tanpa beban, aku mempunyai tanggungjawab besar sama dia, karna bagaimanapun juga dia kekasih ku,,
Sebenarnya sudah sejak  dijakarta masalah itu mulai terlihat, dimulai dengan perasaan ku yang kalut melihat sikapnya yang sangat berubah, sampai kepada saat dia tidak memanggilku untuk shalat dzhuhur bersama yang biasanya dia tdk seperti itu, aku kecewa kenapa dia tidak berusaha untuk mengajakku, padahal saat itu aku ngga tw dmn tempat untuk melaksanakan shalat,
 Hhuuuufffhh, ada-ada saja hal yang memperkeruh keadaan diantara kami,
Sungguh, aku hanya tidak ingin seperti mantannya  yang pernah dia ceritakan, dia bilang hanya merasa bahagia selama 1 bulan pertama selama mereka menjalin hubungan bertahun-tahun, aku hanya ingin memperbaiki keadaan, tapi pandangannya berbanding terbalik dengan apa yang aku usahakan, aku ingin begini tapi dia ingin begitu, 

Aku berusaha untuk tetap tersenyum walaupun tubuh ini seperti mau tenggelam, sangat sesak hingga aku tidak mampu berkata apa-apa lagi,

Hari kedua Tanggal 24 februari 2011, aku percaya bisa merubah keadaan, mungkin saja di hari kemaren perhatianku kurang mengenai hatinya, aku berjuang untuk selalu didekat dia memberikan perhatian lebih agar dia bersimpati walau pun hati ini sering memprovokasi “untuk apa kamu lakuin ini semua Chandra,! Kamu hanya merendahkan harga diri kamu dengan melakukan hal bodoh yang tidak akan mungkin bisa dia hargai, dia sudah tidak mencintai kamu lagi, coba kamu lihat chan, apa yang dia lakukan, dia hanya ber sms ria tanpa menghiraukan kehadiran kamu didekat dia, dia sudah menganggap kamu sebagai parasit yang selalu membuntuti kemana dia pergi, dia menganggap kamu sebagai anak kecil  cengeng yang bisa dengan mudah dia permainkan perasaan kamu karna dia tau kamu itu tidak bisa lepas dari dia, dia mentertawai airmatamu chan!!, untuk apa chan kamu berkorban hanya untuk perempuan seperti dia yang tidak menganggap kamu ada, kamu hanya parasit chan bagi dia, hanya parasitt!!, masih banyak perempuan lain yang lebih bisa membuat kamu bahagia, disbanding dia yang sering membohongi kamu, inget itu chan, kamu bukan seorang pangeran lagi di hatinya tapi kamu hanyalah sampah!!!!”
Ya Allah seandainya aku menurut kata hatiku pasti aku sudah jauh meninggalkan dia dengan sikap dia seperti itu, tapi tidak, , hati ku yang lain memperteguh keinginan tuk slalu dan selalu mengatakan “aku tau dia mencintaiku, aku tau dia menyayangiku, aku tau dia ingin selalu dekat dengan ku juga, tapi mungkin waktunya tidak tepat saja sehingga dia seperti ini, mungkin aku yang salah bersikap berlebihan, bersabarlah Chandra, dia kekasih yang sangat kamu cinta, ingat saat kamu dan dia tersenyum, tertawa, dan bersedih bersama. Ingat juga saat kamu shalat jama’ah bersama dia,. Ingat kasih sayangnya yang sangat besar kepadamu, ingat dia yang tak ingin kehilanganmu, dia tak akan mengkhianati cintamu chan, dia berbohong pasti karna dia tak ingin merepotkanmu, dia punya alasan yang kuat untuk itu, ayolah chan, dia adalah bakal ibu dari buah hatimu nanti,jangan sakiti dia dengan perkataanmu, kasihan dia, lihat airmata nya, bukankah kamu tidak ingin dia bersedih? Dan kamu rela melakukan apapun demi buat dia tersenyum!. Ingatlah Chandra, cinta tidak selalu indah saat dilalui, penuh intrik, masalah,dan penderitaan, kamu bisa lalui itu bersamanya, dia kekasih mu yang sangat kamu kasihi, dia cinta sejatimu”

Aku tersenyum setiap kali mengingat sesuatu yang indah bersama dia,
Namun fikiranku kacau sesaat setelah melihat sikapnya yang semakin menjatuhkan mentalku . setelah lama mengikuti kemana dia pergi di pasar beringharjo, aku memulai pembicaraan yang bersifat menanyakan kepadanya semalam nelpon siapa sampai lewat tengah malam baru tidur, dengan nada yang sudah ku usahakan tidak membuat dia emosi,perlahan ku sadari hatinya mulai mencair, dia mulai mau untuk terbuka, dia menceritakan apa yang terjadi di malam itu, 

setelah aku bilang putus, aku sangka dia tidak akan merasakan apa-apa, krna mungkin itu yang dia harapkan tetapi aku salah, dia menelepon sesorang yang dia bilang koko nya sambil menangis yang membuat dia tidak bisa tidur, dia curhat dengan seseorang itu, aku tiba-tiba tersentak, aku tidak menyangka apa yang barusan ku dengar, apakah benar dia …? Aku salah! Aku bersalah!! Itu yang ada di otakku.

Saat malam hari kedua, aku beserta rombongan berniat untuk nonton Film di bioskop XXI yang berada di wilayah yogyakarta dan ternyata film yang kami tonton itu adalah film yang lumayan menegangkan, dia beberapa kali kaget menonton film tersebut karna saking tegangnya, dia memegang erat tanganku sama seperti saat pertama kali aku pegang tangannya dulu, aku senang bisa menghabiskan waktuku bersamanya, aku seperti bersama dia yang kuingin, dia yang manja, dia yang berbicara halus padaku, di sepanjang film berlangsung sampai selesai, seakan aku tidak mau bangkit untuk meninggalkan moment itu, sudah lama saat-saat itu kunanti dan akhirnya tiba juga waktunya, Alhamdulillah terimakasih ya Allah, Allah telah mendengar do’aku…….

Setelah pulang, aku bisa tidur sangat nyaman tanpa beban di wisma gembira, tempat kami menginap selama beberapa hari di Yogyakarta, ya seharusnya saya selalu gembira tinggal di wisma ini…bersama dia pastinya..

Hari ketiga tanggal 25 februari 2011, bangun pagi terasa nikmat, salah satu dosen mendatangi kamar tidur yang aku bersama 2 temenku yang ada didalamnya.. beliau mengintruksikan untuk segera bersiap2 mandi untuk ikut bersama dosen pergi ke beberapa tempat, namun semua sepakat untuk tidak pergi karna akan berbelanja puas di malioboro, tempat aneka souvenir dan aksesoris di yogyakarta.

Dan lagi-lagi masalah slalu saja ada, aku tidak senang dengan sikap dia, aku sengaja untuk meminjam laptop yang selama ini untuk meminjamnya adalah perihal yang sangat susah, “ada apa di laptop dia ini?” aku berusaha sebisa mungkin untuk dapat memenuhi rasa penasaran ku itu.. dan akhirnya…. Apa yang ku temukan………

Aku sangat panas melihat semua foto-foto mantan pacar dia ternyata masih ada di laptopnya, aarggh seperti mau meledak melihat semua foto-foto itu tersusun rapi, yang entah siapa saja mereka itu, tapi yang pasti itu adalah masa lalunya, sudahlah….. itu cerita lama, aku juga punya cerita di masalalu kehidupanku, aku mencintai dia yang sekarang, masalalu boleh seperti apapun, aku menerima dia apa yang ada pada dirinya saat ini,bukan dimasa lalu, aku harus menerima semua itu, ya, aku terima!.

Aku tanyakan kepadanya, maukah kamu melihat senyumku kembali?putuskan aku! Dengan berat hati aku mengatakan itu didepan seorang perempuan yang benar-benar aku cintai, yang bukan untuk nafsu. Kurasa sebagian hati ku hampir lepas saat aku sendiri mengucapkan kalimat itu, sungguh sangat tidak masuk diakal, kenapa lagi air mataku mengalir di hadapan dia, padahal aku kuat untuk tidak bersedih, aku tau aku sangat mencintainya, dan ngga akan mampu pergi darinya, apa ini cinta yang kurasain jauh lebih besar dari semua yang pernah ada? Ah tidak taulah, hanya Allah yang tw, kenapa membuat air mataku mengalir begitu saja tanpa kusadari di hadapan dia.

Sekarang menandakan pukul 02:25 mendekati subuh, dan aku masih saja mengetik coretan yang tak ada arti ini, tidak ku sangka aku menghabiskan waktu lebih dari 2 jam hanya untuk menulis ini semua, semua ada hikmahnya,, aku akan mengatakan

“buatlah aku nyaman didekatmu sayang seperti saat kita dulu yang tidak bisa jauh satu dengan yang lain, aku menginginkan kamu seperti itu, tidak ada yang lain.. bukan seperti sekarang, kita saling menjauh, cinta hanya di hati tapi tidak di perbuatan, ayah ibarat kan kita yang sekarang seperti seorang ibu yang melahirkan anaknya dengan penuh kaasih sayang dan cinta dan setelah anak itu tumbuh dewasa dia hanya mengaku cinta ibunya hanya dalam hatinya saja, dia hanya percaya ibu tersebut memang ibunya, sedangkan tidak dengan perbuatannya, anak itu saat dipanggil oleh ibunya tidak menyahut, saat dinasehati membantah, saat ibunya meminta pertolongan anak itu acuh saja”

Hari
Dan lihatlah.. dirimu bagai bunga dimusim semi yang tersenyum.. menatap indahnya dunia yang seiring menyambut jawaban sgala gundahmu..
Walau badai menghadang.. ingatlah ku kan slalu setia menjagamu..
 berdua kita lewati jalan yang berliku tajam..

seperti bintang yang sinarnya terangi sluruh ruang di jiwa..

membawa kedamaian….

Share this:

JOIN CONVERSATION

    Google Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar