Setetes embun dibalik
senyuman di kota Yogyakarta
Hari yang panas dikota Yogyakarta
menyambut kedatangan ku bersama rombongan yang diantara mereka ada seorang peri
kecil yang menentukan damai atau tidaknya hati ku, mungkin tak banyak cerita
baru yang bisa ku kisahkan bersamanya, seperti biasa..
hanya intrik yang menaungi indahnya cinta kami yang telah susah payah kami rajut dengan butiran airmata yang sebenarnya sangat berharga bila dibandingkan dengan intrik yang terjadi diantara kami saat ini, aku sangat menyayanginya, sungguh.
hanya intrik yang menaungi indahnya cinta kami yang telah susah payah kami rajut dengan butiran airmata yang sebenarnya sangat berharga bila dibandingkan dengan intrik yang terjadi diantara kami saat ini, aku sangat menyayanginya, sungguh.
Hari itu hari rabu tanggal 23
februari 2011, aku menyinggahi kota yang untuk kedua kalinya aku datangi, 2
hari sebelumnya aku baru saja melepas rinduku dengan keluarga di kampung
halaman, Alhamdulillah saat disana dapat kabar untuk ikut study banding dengan
kampus poltekkes di Yogyakarta,
Senang rasanya bisa ke kota itu lagi,
apalagi bersama seseorang yang aku sayang, pergi dengan misi menggali
pengetahuan tentang organisasi serta fungsi jabatan yang diamanahkan kepadaku
membuat fikiranku sedikit banyak bisa membuat lega rasa ragu tentang tugas apa
saja yang ku emban sebagai seorang ketua, selain itu juga memang tersimpan keinginan yang sangat pribadi yakni
aku ingin menghabiskan waktuku disana dengan dia yang kusayang, selalu bersama,
mengemballikan kemesraan yang sudah lama tak terdengar lagi, dan masih banyak
yang ku khayalkan akan dirinya dan diri ini.
Hari pertama, hari yang kuharapkan
sebagai awal yang indah ternyata pupus, bagai petir di siang bolong, aku tidak
bisa menerima kenyataan bahwa dia seperti menjauh, tidak menganggap aku sebagai
kekasihnya lagi, perhatiannya sungguh tidak Nampak dari semua perbuatan yang
dia lakukan, aku sangat penasaran dan bingung apa yang sebenarnya terjadi
dengan dia, hatiku bertanya salah ku apa?apakah perhatianku kurang?apa dia
sudah punya seorang pria idaman lain?apa dia sudah tidak mencintaiku lagi
seperti dulu?apakah aku sudah tidak berarti lagi di matanya? Ataukah karena
salahku yang ingin selalu bersamanya yang membuat dia begitu tidak bersikap
ramah terhadap aku sebagai kekasihnya sendiri?
Tidak ada hal lain yang bisa
kulakukan untuk mengetahui jawabannya selain aku harus terus mendekatinya,
perhatian, dan menunjukkan kemesraan yang hampir tidak ada waktu untuk aku
melakukannya selama ini.
Aku berharap dia bisa kembali di pelukan yang sudah lama tidak merasakan hangatnya pelukan dari seseorang yang sangat aku sayang.
Tapi jangankan untuk memeluk, menoleh kepadakupun dia enggan, seakan-akan aku adalah musuh terbesar dihidupnya, aku tidak menyerah pada saat itu, aku terus mengikuti dimana dia pergi sembari berharap ada sapa hangat yang terdengar ditelingaku dari bibir manisnya, aku fikir dia akan menanyakan aku mau membeli apa atau sekedar menemaniku belanja, sedihnya tidak ada satupun harapanku yang terlaksana, yang ada hanya aku harus menelan pil pahit saat melihat semua kenyataan itu, aku seperti orang yang mengemis akan sebuah harapan, mungkin itu tdk terjadi pada sebagian besar pria yang sebenarnya bisa melakukan apapun untuk bisa menyenangkan diri sendiri, mungkin dengan mencari cinta yang lain atau menebar benih-benih cinta kepada kaum hawa, tapi sayangnya prinsipku bukanlah untuk mencari kesenangan seperti mereka, itu prinsip yang sudah lama aku tinggalkan, aku hanya butuh dia, dia seorang, dia yang slalu aku inginkan bersamanya setiap saat, dia satu-satunya yang ku cinta saat ini.
Aku berharap dia bisa kembali di pelukan yang sudah lama tidak merasakan hangatnya pelukan dari seseorang yang sangat aku sayang.
Tapi jangankan untuk memeluk, menoleh kepadakupun dia enggan, seakan-akan aku adalah musuh terbesar dihidupnya, aku tidak menyerah pada saat itu, aku terus mengikuti dimana dia pergi sembari berharap ada sapa hangat yang terdengar ditelingaku dari bibir manisnya, aku fikir dia akan menanyakan aku mau membeli apa atau sekedar menemaniku belanja, sedihnya tidak ada satupun harapanku yang terlaksana, yang ada hanya aku harus menelan pil pahit saat melihat semua kenyataan itu, aku seperti orang yang mengemis akan sebuah harapan, mungkin itu tdk terjadi pada sebagian besar pria yang sebenarnya bisa melakukan apapun untuk bisa menyenangkan diri sendiri, mungkin dengan mencari cinta yang lain atau menebar benih-benih cinta kepada kaum hawa, tapi sayangnya prinsipku bukanlah untuk mencari kesenangan seperti mereka, itu prinsip yang sudah lama aku tinggalkan, aku hanya butuh dia, dia seorang, dia yang slalu aku inginkan bersamanya setiap saat, dia satu-satunya yang ku cinta saat ini.
Aku bukan seorang yang bisa begitu
saja melepas semuanya dengan perasaan tanpa beban, aku mempunyai tanggungjawab
besar sama dia, karna bagaimanapun juga dia kekasih ku,,
Sebenarnya sudah sejak dijakarta masalah itu mulai terlihat, dimulai
dengan perasaan ku yang kalut melihat sikapnya yang sangat berubah, sampai
kepada saat dia tidak memanggilku untuk shalat dzhuhur bersama yang biasanya
dia tdk seperti itu, aku kecewa kenapa dia tidak berusaha untuk mengajakku,
padahal saat itu aku ngga tw dmn tempat untuk melaksanakan shalat,
Hhuuuufffhh, ada-ada saja hal yang memperkeruh
keadaan diantara kami,
Sungguh, aku hanya tidak ingin
seperti mantannya yang pernah dia
ceritakan, dia bilang hanya merasa bahagia selama 1 bulan pertama selama mereka
menjalin hubungan bertahun-tahun, aku hanya ingin memperbaiki keadaan, tapi
pandangannya berbanding terbalik dengan apa yang aku usahakan, aku ingin begini
tapi dia ingin begitu,
Aku berusaha untuk tetap tersenyum
walaupun tubuh ini seperti mau tenggelam, sangat sesak hingga aku tidak mampu
berkata apa-apa lagi,
Hari kedua Tanggal 24 februari 2011,
aku percaya bisa merubah keadaan, mungkin saja di hari kemaren perhatianku
kurang mengenai hatinya, aku berjuang untuk selalu didekat dia memberikan
perhatian lebih agar dia bersimpati walau pun hati ini sering memprovokasi “untuk apa kamu lakuin ini semua Chandra,!
Kamu hanya merendahkan harga diri kamu dengan melakukan hal bodoh yang tidak
akan mungkin bisa dia hargai, dia sudah tidak mencintai kamu lagi, coba kamu
lihat chan, apa yang dia lakukan, dia hanya ber sms ria tanpa menghiraukan
kehadiran kamu didekat dia, dia sudah menganggap kamu sebagai parasit yang
selalu membuntuti kemana dia pergi, dia menganggap kamu sebagai anak kecil cengeng yang bisa dengan mudah dia permainkan
perasaan kamu karna dia tau kamu itu tidak bisa lepas dari dia, dia mentertawai
airmatamu chan!!, untuk apa chan kamu berkorban hanya untuk perempuan seperti
dia yang tidak menganggap kamu ada, kamu hanya parasit chan bagi dia, hanya
parasitt!!, masih banyak perempuan lain yang lebih bisa membuat kamu bahagia,
disbanding dia yang sering membohongi kamu, inget itu chan, kamu bukan seorang
pangeran lagi di hatinya tapi kamu hanyalah sampah!!!!”
Ya Allah seandainya aku menurut kata
hatiku pasti aku sudah jauh meninggalkan dia dengan sikap dia seperti itu, tapi
tidak, , hati ku yang lain memperteguh keinginan tuk slalu dan selalu
mengatakan “aku tau dia mencintaiku, aku tau dia
menyayangiku, aku tau dia ingin selalu dekat dengan ku juga, tapi mungkin
waktunya tidak tepat saja sehingga dia seperti ini, mungkin aku yang salah
bersikap berlebihan, bersabarlah Chandra, dia kekasih yang sangat kamu cinta,
ingat saat kamu dan dia tersenyum, tertawa, dan bersedih bersama. Ingat juga
saat kamu shalat jama’ah bersama dia,. Ingat kasih sayangnya yang sangat besar
kepadamu, ingat dia yang tak ingin kehilanganmu, dia tak akan mengkhianati
cintamu chan, dia berbohong pasti karna dia tak ingin merepotkanmu, dia punya
alasan yang kuat untuk itu, ayolah chan, dia adalah bakal ibu dari buah hatimu
nanti,jangan sakiti dia dengan perkataanmu, kasihan dia, lihat airmata nya,
bukankah kamu tidak ingin dia bersedih? Dan kamu rela melakukan apapun demi
buat dia tersenyum!. Ingatlah Chandra, cinta tidak selalu indah saat dilalui,
penuh intrik, masalah,dan penderitaan, kamu bisa lalui itu bersamanya, dia
kekasih mu yang sangat kamu kasihi, dia cinta sejatimu”
Aku tersenyum setiap kali mengingat
sesuatu yang indah bersama dia,
Namun fikiranku kacau sesaat setelah
melihat sikapnya yang semakin menjatuhkan mentalku . setelah lama mengikuti
kemana dia pergi di pasar beringharjo, aku memulai pembicaraan yang bersifat
menanyakan kepadanya semalam nelpon siapa sampai lewat tengah malam baru tidur,
dengan nada yang sudah ku usahakan tidak membuat dia emosi,perlahan ku sadari
hatinya mulai mencair, dia mulai mau untuk terbuka, dia menceritakan apa yang
terjadi di malam itu,
setelah aku bilang putus, aku sangka
dia tidak akan merasakan apa-apa, krna mungkin itu yang dia harapkan tetapi aku
salah, dia menelepon sesorang yang dia bilang koko nya sambil menangis yang
membuat dia tidak bisa tidur, dia curhat dengan seseorang itu, aku tiba-tiba
tersentak, aku tidak menyangka apa yang barusan ku dengar, apakah benar dia …?
Aku salah! Aku bersalah!! Itu yang ada di otakku.
Saat malam hari kedua, aku beserta
rombongan berniat untuk nonton Film di bioskop XXI yang berada di wilayah
yogyakarta dan ternyata film yang kami tonton itu adalah film yang lumayan
menegangkan, dia beberapa kali kaget menonton film tersebut karna saking
tegangnya, dia memegang erat tanganku sama seperti saat pertama kali aku pegang
tangannya dulu, aku senang bisa menghabiskan waktuku bersamanya, aku seperti
bersama dia yang kuingin, dia yang manja, dia yang berbicara halus padaku, di
sepanjang film berlangsung sampai selesai, seakan aku tidak mau bangkit untuk
meninggalkan moment itu, sudah lama saat-saat itu kunanti dan akhirnya tiba
juga waktunya, Alhamdulillah terimakasih ya Allah, Allah telah mendengar
do’aku…….
Setelah pulang, aku bisa tidur sangat
nyaman tanpa beban di wisma gembira, tempat kami menginap selama beberapa hari
di Yogyakarta, ya seharusnya saya selalu gembira tinggal di wisma ini…bersama
dia pastinya..
Hari ketiga tanggal 25 februari 2011,
bangun pagi terasa nikmat, salah satu dosen mendatangi kamar tidur yang aku
bersama 2 temenku yang ada didalamnya.. beliau mengintruksikan untuk segera
bersiap2 mandi untuk ikut bersama dosen pergi ke beberapa tempat, namun semua
sepakat untuk tidak pergi karna akan berbelanja puas di malioboro, tempat aneka
souvenir dan aksesoris di yogyakarta.
Dan lagi-lagi masalah slalu saja ada,
aku tidak senang dengan sikap dia, aku sengaja untuk meminjam laptop yang
selama ini untuk meminjamnya adalah perihal yang sangat susah, “ada apa di
laptop dia ini?” aku berusaha sebisa mungkin untuk dapat memenuhi rasa
penasaran ku itu.. dan akhirnya…. Apa yang ku temukan………
Aku sangat panas melihat semua
foto-foto mantan pacar dia ternyata masih ada di laptopnya, aarggh seperti mau
meledak melihat semua foto-foto itu tersusun rapi, yang entah siapa saja mereka
itu, tapi yang pasti itu adalah masa lalunya, sudahlah….. itu cerita lama, aku
juga punya cerita di masalalu kehidupanku, aku mencintai dia yang sekarang,
masalalu boleh seperti apapun, aku menerima dia apa yang ada pada dirinya saat
ini,bukan dimasa lalu, aku harus menerima semua itu, ya, aku terima!.
Aku tanyakan kepadanya, maukah kamu
melihat senyumku kembali?putuskan aku! Dengan berat hati aku mengatakan itu
didepan seorang perempuan yang benar-benar aku cintai, yang bukan untuk nafsu.
Kurasa sebagian hati ku hampir lepas saat aku sendiri mengucapkan kalimat itu,
sungguh sangat tidak masuk diakal, kenapa lagi air mataku mengalir di hadapan
dia, padahal aku kuat untuk tidak bersedih, aku tau aku sangat mencintainya,
dan ngga akan mampu pergi darinya, apa ini cinta yang kurasain jauh lebih besar
dari semua yang pernah ada? Ah tidak taulah, hanya Allah yang tw, kenapa
membuat air mataku mengalir begitu saja tanpa kusadari di hadapan dia.
Sekarang menandakan pukul 02:25
mendekati subuh, dan aku masih saja mengetik coretan yang tak ada arti ini,
tidak ku sangka aku menghabiskan waktu lebih dari 2 jam hanya untuk menulis ini
semua, semua ada hikmahnya,, aku akan mengatakan
“buatlah aku nyaman didekatmu sayang seperti saat kita dulu yang tidak bisa jauh satu dengan yang lain, aku menginginkan kamu seperti itu, tidak ada yang lain.. bukan seperti sekarang, kita saling menjauh, cinta hanya di hati tapi tidak di perbuatan, ayah ibarat kan kita yang sekarang seperti seorang ibu yang melahirkan anaknya dengan penuh kaasih sayang dan cinta dan setelah anak itu tumbuh dewasa dia hanya mengaku cinta ibunya hanya dalam hatinya saja, dia hanya percaya ibu tersebut memang ibunya, sedangkan tidak dengan perbuatannya, anak itu saat dipanggil oleh ibunya tidak menyahut, saat dinasehati membantah, saat ibunya meminta pertolongan anak itu acuh saja”
“buatlah aku nyaman didekatmu sayang seperti saat kita dulu yang tidak bisa jauh satu dengan yang lain, aku menginginkan kamu seperti itu, tidak ada yang lain.. bukan seperti sekarang, kita saling menjauh, cinta hanya di hati tapi tidak di perbuatan, ayah ibarat kan kita yang sekarang seperti seorang ibu yang melahirkan anaknya dengan penuh kaasih sayang dan cinta dan setelah anak itu tumbuh dewasa dia hanya mengaku cinta ibunya hanya dalam hatinya saja, dia hanya percaya ibu tersebut memang ibunya, sedangkan tidak dengan perbuatannya, anak itu saat dipanggil oleh ibunya tidak menyahut, saat dinasehati membantah, saat ibunya meminta pertolongan anak itu acuh saja”
Hari
Dan lihatlah.. dirimu
bagai bunga dimusim semi yang tersenyum.. menatap indahnya dunia yang seiring
menyambut jawaban sgala gundahmu..
Walau badai
menghadang.. ingatlah ku kan slalu setia menjagamu..
berdua kita lewati jalan yang berliku tajam..
seperti bintang yang sinarnya terangi
sluruh ruang di jiwa..
membawa kedamaian….
ABOUTME
Hi all. Saya Chandra Ardilla Putra. Terimakasih, telah membaca artikel mengenai Setetes Embun dibalik Senyuman di Kota Yogyakarta. Semoga artikel tersebut bermanfaat untuk Anda. Mohon untuk memberikan 1+ pada Google+, 1 Like pada Facebook, dan 1 Follow pada Twitter. Jika ada pertanyaan atau kritik dan saran silahkan tulis pada kotak komentar yang sudah disediakan.
0 komentar:
Posting Komentar