Assalamualaikum,,,,wr.wb,,,,
Semoga sholawat dan salam terlimpahkan kepada Nabi
kita Muhammad, kepada sanak keluarga beliau dan para sahabat beliau...Amin.
Sahabatku Ketahuilah,,,,
Sesunguhnya kelak di Hari Kiamat Allah akan berfirman, “Di mana orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini Aku akan memberikan naungan kepadanya dalam naungan-Ku disaat tidak ada naungan kecuali naungan-Ku”
Cinta adalah satu kata yang tidak asing lagi di telinga kita. Apalagi di kalangan remaja, karena sudah menjadi anggapan umum bahwa cinta identik dengan ungkapan rasa sepasang sejoli yang dimabuk asmara. Ada yang mengatakan cinta itu suci, cinta itu agung, cinta itu indah dan saking indahnya tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, hanya bisa dirasakan dll.
Bahkan Jalaludin Rumi menggambarkan saking indahnya cinta, setan pun berubah menjadi bidadari. Yang jelas karena cinta, banyak orang yang merasa bahagia namun sebaliknya karena cinta banyak pula orang yang dibuat tersiksa dan merana.
Cinta dapat membuat seseorang menjadi sangat mulia, dan cinta pula yang menjadikan seseorang menjadi sangat tercela.
Kita tahu bagaimana kecintaan Khadijah RA kepada Rasulullah SAW yang rela mengorbankan apa saja yang dimilikinya dengan perasaan bahagia demi perjuangan sang kekasih yang menjadikannya mulia.
Sahabatku Ketahuilah,,,,
Sesunguhnya kelak di Hari Kiamat Allah akan berfirman, “Di mana orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini Aku akan memberikan naungan kepadanya dalam naungan-Ku disaat tidak ada naungan kecuali naungan-Ku”
Cinta adalah satu kata yang tidak asing lagi di telinga kita. Apalagi di kalangan remaja, karena sudah menjadi anggapan umum bahwa cinta identik dengan ungkapan rasa sepasang sejoli yang dimabuk asmara. Ada yang mengatakan cinta itu suci, cinta itu agung, cinta itu indah dan saking indahnya tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, hanya bisa dirasakan dll.
Bahkan Jalaludin Rumi menggambarkan saking indahnya cinta, setan pun berubah menjadi bidadari. Yang jelas karena cinta, banyak orang yang merasa bahagia namun sebaliknya karena cinta banyak pula orang yang dibuat tersiksa dan merana.
Cinta dapat membuat seseorang menjadi sangat mulia, dan cinta pula yang menjadikan seseorang menjadi sangat tercela.
Kita tahu bagaimana kecintaan Khadijah RA kepada Rasulullah SAW yang rela mengorbankan apa saja yang dimilikinya dengan perasaan bahagia demi perjuangan sang kekasih yang menjadikannya mulia.
Sebaliknya ada pemudi yang mengorbankan
kehormatannya demi untuk menyenangkan sang kekasih yang dia lakukan atas nama
cinta. Atau ada remaja yang menghabiskan nyawanya dengan baygon hanya karena
cinta. Cinta yang demikian yang membawanya kepadakehinaan.Na'udzubillah!!
Lalu, apa sebenarnya makna daripada cinta?
Benarkah cinta hanyalah sepenggal kata namun
mengandung sejuta makna? Atau pendapat para filosof bahwa makna cinta
tergantung siapa yang memandang? Rupanya tepat seperti uangkapanIbnu Qayyim Al
Jauziah tentang cinta, bahwasanya. Tidak ada batasan tentang cinta yang
lebih jelas dari pada kata cinta itu sendiri.
Ada pun kata cinta itu sendiri secara bahasa adalah
kecenderungan atau keberpihakan. Bertolak dari sini cinta dapat didefinisikan
sebagai sebuah gejolak jiwa dimana hati mempunyai kecenderungan yang kuat
terhadap apa yang disenanginya sehingga membuat untuk tetap mengangankannya,
menyebut namanya, rela berkorban atasnya dan menerima dengan segenap hati apa
adanya dari yang dicintainya serasa kurang sekalipun, dan ia tumpahkan dengan
kata-kata dan perbuatan.
Pandangan Islam
Cinta dalam pandangan Islam adalah suatu hal yang
sakral. Islam adalah agama fitrah, sedang cinta itu sendiri adalah fitrah
kemanusiaan. Allah telah menanamkan perasaan cinta yang tumbuh di hati manusia.
Islam tidak pula melarang seseorang untuk dicintai dan mencintai, bahkan
Rasulullan menganjurkan agar cinta tersebut diutarakan.
Apabila seseorang mencintai saudaranya maka
hendaklah ia memberitahu bahwa ia mencintainya. (HR Abu Daud dan At-Tirmidzy).
Seorang muslim dan muslimah tidak dilarang untuk
saling mencintai, bahkan dianjurkan agar mendapat keutamaan-keutamaan. Islam
tidak membelenggu cinta, karena itu Islam menyediakan penyaluran untuk itu
(misalnya lembaga pernikahan) dimana sepasang manusia diberikan kebebasan untuk
bercinta.
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia
menciptakan untukmu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri, supaya kamu
cenderung dan merasa tentram kepadanya dan dijadikan-Nya di antaramu rasa cinta
dan kasih sayang,(Ar-Ruum: 21)
Ayat di atas merupakan jaminan bahwa cinta dan kasih
sayang akan Allah tumbuhkan dalam hati pasangan yang bersatu karena Allah
(setelah menikah). Jadi tak perlu menunggu jatuh cinta dulu baru berani
menikah, atau pacaran dulu baru menikah sehingga yang menyatukan adalah si
syetan durjana (naudzubillahi min zalik). Jadi Islam jelas memberikan
batasan-batasan, sehingga nantinya tidak timbul fenomena kerusakan pergaulan di
masyarakat.
Dalam Islam ada peringkat-peringkat cinta, siapa
yang harus didahulukan/ diutamakan dan siapa/apa yang harus diakhirkan. Tidak
boleh kita menyetarakan semuanya.
Dan di antara manusia ada orang yang menyembah
tandingan-tandingan selain Allah; Mereka mencintainya sebagaimana mereka
mencintai Allah. Adapun orang-orang beriman amat sangat cintanya kepada Allah
(Al-Baqarah: 165) Subhanallah.....
Menurut Syaikh Ibnul Qayyim, seorang ulama di abad
ke-7, ada enam peringkat cinta (maratibul-mahabah), yaitu:
Peringkat ke-1
Peringkat ke-1 dan yang paling tinggi/paling agung
adalah tatayyum, yang merupakan hak Allah semata. Sesungguhnya shalatku,
ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Rabbul alamiin. Dan orang-orang yang
beriman amat sangat cintanya kepada Allah (S.2: 165)
Jadi ungkapan-ungkapan seperti: Kau selalu di
hatiku, bersemi di dalam qalbu atau Kusebutkan namamu di setiap detak
jantungku, Cintaku hanya untukmu, dll selayaknya ditujukan kepada Allah. Karena
Dialah yang memberikan kita segala nikmat/kebaikan sejak kita dilahirkan,
bahkan sejak dalam rahim ibu Jangan terbalik, baru dikasih secuil cinta dan
kenikmatan sama si doi kita sudah mau menyerahkan jiwa raga kepadanya yang
merupakan hak Allah. Naudzubillah..!
Lupa kepada Pemberi Nikmat, Maka nikmat apa saja
yang ada pada kalian, maka itu semua dari Allah (S. 2: 165).
Peringkat ke-2;
isyk yang hanya merupakan hak Rasulullah SAW. Cinta
yang melahirkan sikap hormat, patuh, ingin selalu membelanya, ingin
mengikutinya, mencontohnya, dll, namun bukan untuk menghambakan diri kepadanya.
Katakanlah jika kalian cinta kepada Allah, maka ikutilah aku (Nabi saw) maka
Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. (Ali Imran: 31)
Peringkat ke-3;
syauq yaitu cinta antara mukmin dengan mukmin
lainnya. Antara suami istri, antar orang tua dan anak, yang membuahkan rasa
mawaddah wa rahmah. Amin,,,
Peringkat ke-4;
shababah yaitu cinta sesama muslim yang melahirkan
ukhuwah Islamiyah.
Peringkat ke-5;
ithf (simpati) yang ditujukan kepada sesama
manusia. Rasa simpati ini melahirkan kecenderungan untuk menyelamatkan
manusia, berdakwah, dll.
Peringkat ke-6
adalah cinta yang paling rendah dan sederhana, yaitu
cinta/keinginan kepada selain manusia: harta benda. Namun keinginan ini sebatas
intifa (pendayagunaan/pemanfaatan).
Hubungan Cinta dan Keimanan
Dalam Islam cinta dan keimanan adalah dua hal yang
tak dapat dipisahkan. Cinta yang dilandasi iman akan membawa seseorang kepada
kemuliaan sebaliknya cinta yang tidak dilandasi iman akan menjatuhkan seseorang
ke jurang kehinaan. Cinta dan keimanan laksana dua sayap burung. Al Ustadz Imam
Hasan Al Banna mengatakan bahwa dengan dua sayap inilah Islam diterbangkan
setinggi-tingginya ke langit kemuliaan. Bagaimana tidak, jikalau iman tanpa
cinta akan pincang, dan cinta tanpa iman akan jatuh ke jurang kehinaan. Selain
itu iman tidak akan terasa lezat tanpa cinta dan sebaliknya cinta pun tak lezat
tanpa iman. Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah ra, dari
Nabi saw: Barang siapa ingin memperoleh kelezatan iman, hendaklah ia mencintai
seseorang hanya karena Allah swt. (riwayat Imam Ahmad, dari Abu Hurairah).
Tidak heran ketika Uqbah bin Al Harits telah
bercerai dnegan istri yang sangat dicintainya Ummu Yahya, atas persetujuan
Rasulullah saw hanya karena pengakuan seorang wanita tua bahwa ia telah menyusukan
pasangan suami istri itu di saat mereka masih bayi. Allah mengharamkan
pernikahan saudara sesusuan. Demikian pula kecintaan Abdullah bin Abu Bakar
kepada istrinya, yang terkenal kecantikannya, keluhuran budinya dan keagungan
akhlaknya. Ketika ayahnya mengamati bahwa kecintaannya tersebut telah
melalaikan Abdullah dalam berjihad di jalan Allah dan memerintahkan untuk
menceraikan istrinya tsb. Pemuda Abdullah memandang perintah tsb dengan kaca
mata iman, sehingga dia rela menceraikan belahan jiwanya tsb demi mempererat
kembali cintanya kepada Allah.
Subhanallah, pasangan tsb telah bersatu karena
Allah, saling mencinta karena Allah, bahkan telah bercinta karena Allah, namun
mereka juga rela berpisah karena Allah. Cinta kepada Allah di atas segalanya.
Bagaimana halnya dengan pasangan yang terlanjur jatuh cinta, atau yang
berpacaran atau sudah bercinta sebelum menikah? Hanya ada dua jalan;
bersegeralah menikah atau berpisah karena Allah, niscaya akan terasa lezat dan
manisnya iman. Dan janganlah mencintai si dia lebih dari pada cinta kepada
Allah dan Rasul-Nya.
Dari Anas ra, dari nabi saw, beliau bersabda: Ada
tiga hal dimana orang yang memilikinya akan merasakan manisnya iman, yaitu
mencintai Allah dan rasul-Nya melebihi segala-galanya, mencintai seseorang
hanya karena Allah, dan enggan untuk menjadi kafir setelah diselamatkan Allah
daripadanya sebagaimana enggannya kalau dilempar ke dalam api. (HR. Bukhari dan
Muslim).
Dari Abu Hurairah ra, rasulullah saw
bersabda: Demi zat yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya, kamu sekalian
tidak akan masuk surga sebelum beriman, dan kamu sekalian tidaklah beriman
sebelum saling mencintai. (HR Muslim)
Cinta Kepada Allah, Itulah yang Hakiki
Cinta bagaikan lautan, sungguh luas dan indah.
Ketika kita tersentuh tepinya yang sejuk, ia mengundang untuk melangkah lebih
jauh ke tangah, yang penuh tantangan, hempasan dan gelombang dan siapa saja
ingin mengarunginya. Namun carilah cinta yang sejati, di lautan cinta berbiduk
taqwa berlayarkan iman yang dapat melawan gelombang syaithan dan hempasan
nafsu, insya Allah kita akan sampai kepada tujuan yaitu: cinta kepada Allah,
itulah yang hakiki, yang kekal selamanya. Adapun cinta kepada makhluk-Nya,
pilihlah cinta yang hanya berlandaskan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Bukan karena bujuk rayu setan, bukan pula karena desakan nafsu yang menggoda. Cintailah Allah, berusahalah untuk menggapai cinta-Nya.
Bukan karena bujuk rayu setan, bukan pula karena desakan nafsu yang menggoda. Cintailah Allah, berusahalah untuk menggapai cinta-Nya.
Menurut Ibnu Qayyim, ada 10 hal yang menyebabkan
orang mencintai Allah SWT:
1. Membaca Al-Quran dan memahaminya dengan baik.
2. Mendekatkan diri kepada Allah dengan shalat sunat
sesudah shalat wajib.
3. Selalu menyebut dan berzikir dalam segala kondisi
dengan hati, lisan dan perbuatan.
4. Mengutamakan kehendak Allah di saat berbenturan
dengan kehendak hawa nafsu.
5. Menanamkan dalam hati asma dan sifat-sifatnya dan
memahami makna.
6. Memperhatikan karunia dan kebaikan Allah kepada
kita.
7. Menundukkan hati dan diri ke haribaan Allah.
8. Menyendiri bermunajat dan membaca kitab sucinya
di waktu malam saat orang lelap tidur.
9. Bergaul dan berkumpul bersama orang-orang soleh,
mengambil hikmah dan ilmu dari mereka
10. Menjauhkan sebab-sebab yang dapat menjauhkan
kita daripada Allah.
Saling mencintailah karena Allah agar bisa
mendapatkan kecintaan Allah.
Dalam hadits Qudsi Allah berfirman:
Dalam hadits Qudsi Allah berfirman:
Cinta-Ku harus Ku-berikan kepada orang-orang yang
saling mencintai karena-Ku, Cinta-Ku harus Ku-berikan kepada orang-orang yang
saling berkorban karena-Ku, dan Cinta-Ku harus Ku-berikan kepada orang-orang
yang menyambung hubungan karena-Ku. Hiduplah di bawah naungan cinta dan saling
mencintailah karena keagungan-Nya, niscaya akan mendapatkan naungan Allah, yang
pada hari itu tidak ada naungan selain naungan-Nya.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda: Pada
hari kiamat Allah berfirman:
Dimanakah orang-orang yang saling mencintai karena
keagungan-Ku?
Pada hari yang tiada naungan selain naungan-Ku ini,
Aku menaungi mereka dengan naungan-Ku. (HR. Muslim).
Bahkan Allah memuliakan mereka yang saling mencintai
dan bersahabat karena Allah, yang membuat para nabi dan syuhada merasa iri
terhadap mereka mereka.
Nasai meriwayatkan dengan sanad dari Abu Hurairah
RA, Rasulullah bersabda:
Di sekeliling Arsy, terdapat mimbar-mimbar dari
cahaya yang ditempati oleh suatu kaum yang berpakaian dan berwajah cahaya pula.
Mereka bukanlah para nabi atau syuhada, tetapi para nabi dan syuhada merasa iri
terhadap mereka.
Para sahabat bertanya, Wahai Rasulullah, beritahulah
kami tentang mereka!
Beliau bersabda, Mereka adalah orang-orang yang
saling mencintai, bersahabat, dan saling mengunjungi karena Allah. Ya Allah,
kurniakanlah kepada kami Cinta terhadap-Mu dan Cinta kepada mereka yang
mencintai-Mu, dan apa saja yang mendekatkan kami kepada Cinta-Mu, dan
jadikanlah Cinta-Mu itu lebih berharga bagi kami daripada air yang sejuk bagi
orang yang dahaga. Akhirul qalam, tanyailah diri kita masing-masing:
1. Sudahkah aku menemukan cinta yang hakiki,
cinta yang sejati dalam hidup ini?
2. Sejauh mana aku mengenal-Nya, asma (nama)-Nya,
sifat-sifat-Nya, kehendak-Nya, larangan-Nya?
3. Seringkah aku mengingat-Nya, menyebut nama-Nya
melalui zikir-zikir yang panjang?
4. Seringkah aku mendekatkan diri kepada-Nya dengan
sholat serta ibadah-ibadah lainnya?
5. Seringkah aku merintih, mengadu dan mengharap
kepada-Nya melalui untaian doa yang keluar dari lubuk hati.
6. Sudahkah aku mengikuti kehendak-Nya dan menjauhi
larangan-larangan-Nya?
7. Apakah aku mencintai seseorang karena-Nya atau
karena doringan nafsuku sendiri?
8. Sejauh mana aku berusaha untuk mengekang hawa
nafsuku sendiri?
Wallahualam bishawab
ABOUTME
Hi all. Saya Chandra Ardilla Putra. Terimakasih, telah membaca artikel mengenai Saling Mencintailah Karena ALLAH. Semoga artikel tersebut bermanfaat untuk Anda. Mohon untuk memberikan 1+ pada Google+, 1 Like pada Facebook, dan 1 Follow pada Twitter. Jika ada pertanyaan atau kritik dan saran silahkan tulis pada kotak komentar yang sudah disediakan.
0 komentar:
Posting Komentar